Komunitas Online
Komunitas
online adalah sebuah komunitas yang terbentuk secara virtual (maya) di berbagai
layanan internet, misalnya forum online, mailing list, atau grup-grup tertentu.
Komunitas yang dimaksud merujuk pada sekumpulan anggota/user yang mempunyai
hobi atau ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal. Tujuannya yaitu untuk
saling berbagi cerita, informasi, atau pengalaman lain antar anggotanya tanpa
terikat oleh waktu dan tempat. Lain halnya dengan komunitas nyata yang berarti
kegiatan yang biasa dilakukan oleh kelompok tertentu untuk bertemu dan bertatap
muka secara langsung antar anggotanya.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi Komunikasi(TIK) di Indonesia mengalami perkembangan yang
luar biasa seiring kemajuan pesat teknologi itu sendiri. Pengguna sosial media
seperti Facebook,Twitter,Blog,You Tube,Koprol,Kaskus,MIG33 meningkat tajam di
Indonesia. Data dari PB+ 2010 menyebutkan bahwa pengguna Blog di Indonesia
hampir mencapai 2 juta orang,sedang pengguna Facebook di Indonesia mencapai 25
juta orang per Juli 2010,bahkan pengguna Twitter di Indonesia berada
diperingkat 6 dunia(2,41% dari total pengguna twitter dunia). Ini
membuktikan bahwa orang Indonesia sangat gemar untuk berinteraksi dan berteman.
Dari interaksi-interaksi yang intens antar sesama pengguna sosial
media,terciptalah beragam komunitas online.
arakteristik mendasar dari media dan komunitas online yang musti dipahami
terlebih dahulu jika ingin berhasil menguasainya:
Sifatnya yang relatif bebas
Media & komunitas online cenderung bersifat bebas. Bebas dalam artian
yang amat luas. Bebas kepemilikan, bebas sekat-sekat sosial umum, bebas
kepemilikan, bebas dari interfensi otoritas sosial/agama/pemerintah dan
sejenisnya, bebas pengguna dan bebas hambatan jarak, ruang dan waktu.
- Bebas Kepemilikan
Media dan komunitas online memang dibuat oleh suatu pihak
(personal/institusi) namun, begitu informasi ada di dunia maya maka informasi
tersebut akan menjadi konsumsi publik yang berarti akan bisa direproduksi dan
direvisi sesuai kepentingan publik tersebut. Maka jangan heran jika muncul
manipulasi informasi.
- Bebas sekat sosial
Media dan komunitas tidak mengenal sekat-sekat sosial layaknya
media/komunitas di dunia nyata (offline). Tidak ada atasan atau bawahan. Tidak
ada pemilik informasi langgeng dan penerima informasi langgeng. Semuanya saling
bertukaran, semuanya saling memberi dan menerima informasi hingga level tertentu.
Tidak ada pembedaan antar pengguna internet dikarenakan status sosialnya di
dunia nyata, dikarenakan potensi anonimitas internet itu sendiri.
- Bebas interfensi
Hingga titik tertentu, semua media atau komunitas internet bebas interfensi
pihak luar. Kecuali adanya pelanggaran hukum (umumnya bersifat regional), maka
informasi yang beredar di dunia maya adalah bebas dibuat, dimanipulasi dan
diakses untuk disebarluaskan kembali oleh siapapun kepada siapapun.
- Bebas jarak, ruang &
waktu
Keunggulan utama informasi yang disebarkan melalui media/komunitas online
adalah tidak adanya batasan jarak, ruang dan waktu. Artinya informasi tersebut
akan bisa menjangkau dan dijangkau oleh siapapun, di manapun, kapanpun(24/7),
selama yang bersangkutan terkoneksi dengan layanan internet. Artinya, semua
pihak, terutama korporat mempunyai kesempatan yang amat luas untuk berkampanye
tentang semua hal, terutama produk/layanannya, kepada khalayak yang amat luas,
tanpa dibatasi jarak, jam tayang, format informasi, batasan usia publik, waktu
dan sebagainya jika mau dan mampu menggunakan media dan komunitas online.
Polarasi kelompok
Polarisasi
kelompok adalah gejala mengumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan
tertentu
Bagaimana
mungkin efek polarisasi diterangkan? Satu pandangan awal mungkin adalah untuk
melihatnya sebagai artefak statistik, yaitu: ketika kita sudah melihat lebih
awal, jika anggota group ditarik secara acak dari suatu populasi dan kemudian
didapat 70 persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka lebih dari 70 persen
dari keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu (dengan assumsi aturan
mayoritas). Bagaimanapun, pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur yang
penting dalam prosedur yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode
diskusi yang ringkas yang diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan
pula suatu pergeseran didalam kelompok rata-rata ( Myers dan Lamm, 1976). Hal
ini berarti suatu pergeseran didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil
proses kelompok.
Contoh media untuk keja virtual
3.1. Mailing
OpenTEK menyebutnya dengan istilah ‘mail
forwarding’.suatu perusahaan tentu setiap hari menerima surat atau barang.untuk
fungsi ini pengusaha /wiraswastawan menggunakan alamat yang sudah mengabarkan
diterimanya surat/paket tersebut untuk selanjutnya bisa dijemput atau
dikirimkan ke alamat yang berlangganan virtual office bersangkutan.
3.2. Fax
Nomor telepon yang dipakai sebagai penerima dan
pengirim fax ditentukan oleh penyedia virtual office.selanjutnya fax tersebut
diterima oleh badan usaha itu dalam bentuk email dan dapat di akses dari mana
terkoneksi ke internet.
3.3. Telepon
OpenTEK virtual office
menyediakan nomor telepon fixed network (fast-netz) dari telkom untuk nomor
telepon lengkap dengan extension.Si penelepon akan dilayani oleh voice prompt
dari PABX OpenTEK untuk membimbing penelepon menekan nomor extension milik
badan usaha yang dituju.selanjutnya panggilan itu bisa diterima dari mana saja
dan dari jaringan telepon apa saja termasuk VoIP dan selular (HP).
Tim Virtual
Tim Virtual menggunakan teknologi
komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna
mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama
lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan
benua.
Tim Virtual dapat melakukan
lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi
informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas
para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan
para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner
perusahaan.
Sebuah perusahaan telekomunikasi
terkemuka, mengupayakan percobaan bekerja dari rumah. Alasan pimpinan
perusahaan adalah bahwa di kantor pun hubungan sudah banyak menggunakan
intranet, sementara banyak kemudahan yang bisa didapat bila kita bisa
membudayakan "work from home" ini. Seperti banyak orang yang
mengatakan: “Kita sudah bisa meninggalkan kerja dengan baju seragam
ataupun setelan jas, dan sebaliknya, bisa kerja produktif dengan kaos
oblong, bahkan piyama dan daster.”
Daftar Pustaka
http://female.kompas.com/read/2012/05/28/09374820/Kerja.Virtual.Mengapa.Tidak.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tim
www.navinot.com/2010/01/28/membangun-tim-virtual/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tim
www.navinot.com/2010/01/28/membangun-tim-virtual/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar